Bisa Berakibat Fatal, Apa Saja Dampak Negatif Kekerasan pada Anak?

Dampak negatif kekerasan pada anak dan pentingnya kesadaran orang dewasa dan orang tua dalam mencegahnya.

Bisa Berakibat Fatal, Apa Saja Dampak Negatif Kekerasan pada Anak?
Ilustrasi kekerasan pada anak (sumber: Freepik.com)

Penasihathukum.com - Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada orang tuanya. Namun, tak jarang kekerasan pada anak masih kerap terjadi. Padahal dampak negatif kekerasan pada anak bisa berakibat fatal bagi tumbuh kembang sang anak.

Bagaimanapun juga anak adalah harapan dan generasi penerus bangsa. Anak harus dilindungi agar bisa tumbuh dengan optimal secara fisik dan psikologis. Kendati demikian, nampaknya kasus-kasus kekerasan pada anak masih saja terjadi bahkan menimbulkan dampak yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Apa saja dampak negatif kekerasan pada anak?

Dalam penjelasan ini, Penasihathukum.com akan mengulas tentang dampak negatif kekerasan pada anak yang harus diketahui oleh orang dewasa dan orang tua agar anak-anak dapat terhindar dari kekerasan yang tidak seharusnya mereka dapatkan.

Kekerasan pada anak merupakan tindakan penganiayaan atau perlakuan tidak benar pada anak seperti menyakiti secara fisik, emosional, seksual, lalai dalam pengasuhan, eksploitasi untuk kepentingan komersial yang dapat membahayakan kesehatan fisik maupun mental serta tumbuh kembang sang anak.

Berikut ini dampak negatif kekerasan pada anak yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena tidak hanya secara fisik tapi juga dapat berakibat negatif secara mental.

1. Emosi Terganggu

Kekerasan pada anak dapat menyebabkan gangguan emosi pada anak, seperti kerap marah, sedih, sulit tidur, mimpi buruk, pesimistis, menyakiti diri sendiri, hingga muncul keinginan untuk bunuh diri.

Anak-anak yang menjadi korban kekerasan bisa mengalami kesulitan dalam mengatur emosi dengan baik, seperti emosi yang tertahan atau emosi yang bisa saja keluar dengan tidak terduga.

Ketika dewasa, anak korban kekerasan bisa saja mengalami depresi, kecemasan atau kemarahan yang dialihkan dengan mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba.

2. Kurang Memiliki Kepercayaan dan Sulit Menjalin Hubungan

Korban kekerasan, khususnya anak-anak akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain dan kurang memiliki kepercayaan bahkan dengan orang terdekatnya sekalipun. Hal ini bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat bagi masa depan anak-anak.

Anak-anak korban kekerasan juga berisiko menjalin hubungan asmara dan pernikahan yang tidak sehat bahkan bisa mengalami kegagalan dalam hubungan tersebut ketika dewasa.

3. Merasa Tidak Berharga

Anak-anak korban kekerasan kerap merasa dirinya tidak berharga. Hal ini bisa membuat anak tidak peduli akan pendidikan dan merusak hidupnya dengan rasa depresi, terlebih bagi anak-anak korban kekerasan seksual.

4. Melakukan Tindakan Negatif

Anak-anak korban kekerasan bisa melakukan tindakan negatif, seperti merokok, mabuk, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, putus sekolah, dan terlibat hubungan seksual berisiko tinggi.

Tak hanya itu, mereka juga memiliki risiko melakukan hal yang sama kepada anak mereka di masa depan. hal ini bisa terus berlanjut jika tidak dilakukan penanganan yang tepat dalam mengatasi trauma pasca kekerasan terjadi.

5. Gangguan Kesehatan

Kesehatan anak korban kekerasan juga bisa terpengaruh. Trauma karena kekerasan bisa meningkatkan risiko anak mengalami asma, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes, obesitas, dan lain-lain.

Kekerasan fisik kepada anak juga bisa menyebabkan cedera akibat penyerangan fisik. Dampak kekerasan pada anak juga berisiko pada kematian. Terlebih jika kekerasan dilakukan terus-menerus kepada anak yang belum memiliki kekuatan untuk membela diri. Bukan tidak mungkin tindak kekerasan seperti memukul dan menyakiti anak bisa berakibat hilangnya nyawa sang anak.

6. Gangguan Mental

Efek kekerasan pada anak juga bisa menyebabkan gangguan mental pada anak yang memengaruhi struktur dan perkembangan otak. Bisa jadi, hal tersebut berakibat pada penurunan fungsi otak di bagian tertentu yang menyebabkan efek jangka panjang seperti penurunan prestasi akademik, dan gangguan kesehatan mental ketika anak dewasa nanti.

Depresi, gangguan makan, serangan panik, keinginan bunuh diri, gangguan stres pasca trauma (PTSD), dan kualitas hidup yang lebih rendah juga menjadi risiko gangguan mental pada anak korban kekerasan.

Demikian dampak-dampak negatif kekerasan pada anak yang bisa berakibat fatal bagi tumbuh kembang anak. Jika anak telah mengalami kekerasan, segera cari bantuan ke psikolog.

Anak membutuhkan bantuan dan pendampingan yang tepat agar tidak membahayakan kesehatan fisik dan mental yang bisa merusak tumbuh kembangnya di masa depan.